Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Kapan anak belajar IPA?
Anak belajar IPA ketika anak melakukan:
- Observing (menggunakan semua indera, mengamati bagian-bagian daun, menggunakan lensa pembesar untuk mengamati bagian-bagian daun, dan lain-lain).
- Sorting and Grouping (membandingkan, mengelompokkan, melihat pola persamaan/perbedaan, anak mengelompokkan benda-benda sekitar sekolah ke dalam kelompok makhluk hidup dan tak hidup)
- Raising questions (bertanya, manakah yang termasuk biji, daging buah?, manakah yang termasuk makhluk hidup, tak hidup?, mengapa daun berwarna hijau?)
- Predicting (making hypotheses, membuat hipotesis, saya kira/berpikir/berpendapat bahwa ….)
- Testing (eksplorasi, investigasi, memberi perlakuan)
- Recording (merekam, mengumpulkan data, mengumpulkan informasi, memasukkan data ke dalam table, gambar, dll)
- Interpreting findings (membuat grafik pengamatan, menganalisis hasil pengamatan, dll)
- Communicating (melaporkan, mendiskusikan temuan dengan guru, dengan teman, melaporkan hasil, memajang hasil temuan, dll)