Apakah  kesehatan seksual itu?
Ragam jenis persoalan kesehatan seksual
Penyakit seksual
Apakah AIDS itu?
Gangguan seksual
Kelainan dan penyimpangan seksual
Kekerasan seksual
 Ragam jenis persoalan kesehatan seksual
Penyakit seksual
Apakah AIDS itu?
Gangguan seksual
Kelainan dan penyimpangan seksual
Kekerasan seksual
Apakah kesehatan seksual itu?
 Apa yang Anda pikirkan ketika  mendengar istilah kesehatan seksual? Mungkin Anda memikirkan tentang  terbebasnya seseorang dari penyakit-penyakit seksual. Anda benar. Namun,  bebas dari penyakit seksual hanyalah salah satu aspek dari kesehatan  seksual. Secara umum, kesehatan seksual didefinisikan sebagai keadaan  sejahtera fisik, psikologis, dan sosial yang terkait dengan seksualitas  dan terjadi secara terus menerus. Jadi, kesehatan seksual mencakup  banyak hal.
 Anda sehat secara seksual jika  Anda bisa secara bebas dan bertanggung jawab mengekspresikan seksualitas  yang bisa meningkatkan kehidupan pribadi dan sosial Anda. Sehat berarti  juga harus tidak ada penyakit seksual (misalnya tidak menderita sifilis  atau gonore), tidak mengalami disfungsi seksual (tidak vaginismus atau  impotensi), dan tidak memiliki kekurangan kemampuan seksual (misalnya  Anda menjadi sulit orgasme). Seksualitas Anda secara keseluruhan sehat,  itulah maksudnya.
 - Kita tahu bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia. Oleh  sebab itu, kesehatan seksual juga merupakan hak asasi manusia. Artinya,  kesehatan seksual harus diakui dan dilindungi setiap orang karena  setiap orang berhak untuk mendapatkannya. Organisasi kesehatan dunia  atau WHO, telah merumuskan hak-hak seksual setiap manusia yang merupakan  hak asasi. Melalui World Association for Sexology, dirumuskanlah hak  seksual manusia sebagai berikut :  Hak untuk memperoleh kebebasan seksual  Hak untuk memperoleh otonomi seksual, integritas  seksual, dan seksualitas tubuh yang aman  Hak untuk memperoleh privasi seksual  Hak untuk memperoleh keadilan seksual  Hak untuk memperoleh kenikmatan seksual  Hak untuk mengekspresikan seksualitas secara emosional  Hak untuk menyatakan kebebasan secara seksual  Hak untuk bebas dan bertanggung jawab menentukan  pilihan reproduksi  Hak untuk memperoleh informasi seksual berdasarkan  kajian ilmiah  Hak untuk memperoleh pendidikan seksual yang  komprehensif  Hak untuk memperoleh perawatan kesehatan seksual
 
- Sebelas poin di atas adalah hak seksualitas manusia yang  dimiliki seorang manusia karena ia manusia. Artinya, siapa pun memiliki  hak itu. Pelanggaran atas hak-hak di atas berarti pelanggaran atas hak  asasi. Lantas, apa dan bagaimana ciri-ciri seseorang yang memiliki  kesehatan seksual yang baik? Para ahli telah merumuskannya untuk Anda.  Berikut adalah beberapa ciri yang harus dimiliki oleh orang dewasa yang  memiliki kesehatan seksual yang baik.
Menghargai tubuh sendiri
Mencari informasi lebih lanjut mengenai reproduksi jika memerlukan Mengakui bahwa perkembangan manusia mencakup perkembangan seksualitas yang boleh jadi mengandung pengalaman seksual yang terkait dengan reproduksi atau genital.
Berinteraksi dengan semua jenis kelamin dengan perhormatan dan cara-cara yang sesuai
Mengekspresikan cinta dan keintiman dengan cara-cara yang sesuai
Membangun dan menjaga hubungan yang penuh makna
Menghindari hubungan yang eksploitatif dan manipulatif
Bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
Berkomunikasi secara efektif dengan keluarga, teman dan pasangan
Nyaman dengan seksualitasnya dan mengekspresikannya sepanjang hayat
Mengekspresikan seksualitasnya dan sekaligus menghormati hak-hak orang lain
Mencari informasi baru untuk meningkatkan seksualitasnya.
Membedakan antara hidup yang meningkatkan perilaku seksual dengan yang membahayakan diri dan orang lain
Menggunakan kontrasepsi secara efektif untuk menghindari kehamilan tidak diinginkan
Mencegah kekerasan seksual
Mencari perawatan prenatal (bayi dalam kandungan) sejak dini
Menghindari penyebaran atau transmisi penyakit seksual menular
Mempraktekkan perilaku pro-kesehatan, seperti cek kesehatan teratur, mendeteksi potensi kesehatan sejak dini, dan lainnya.
Menunjukkan toleransi terhadap orang-orang dengan nilai-nilai seksual dan gaya hidup berbeda
Mencari tahu pengaruh keluarga, budaya, agama, media, dan masyarakat terhadap pikiran, perasaan, nilai-nilai dan perilaku yang berhubungan dengan seksualitasnya.
Mengampanyekan hak-hak semua orang untuk mendapatkan informasi tentang seksualitas yang akurat
Menghindari perilaku yang menunjukkan prasangka dan fanatisme
Menolak stereotip tentang seksualitas dari kelompok berbeda. 
Ragam jenis persoalan kesehatan  seksual
 Apa saja persoalan kesehatan  seksual? Segala sesuatu yang menyebabkan kesehatan seksual tidak dapat  dicapai adalah persoalan kesehatan seksual. Rentangnya dari sindrom  klinis yang terkait dengan fungsi seksual, cinta atau kelekatan emosi,  perilaku seksual kompulsif, reproduksi, identitas gender, kekerasan dan  penipuan, infeksi seksual menular, dan lainnya. Masing-masing memiliki  varian turunannya sendiri.
 Pertama, persoalan kesehatan  terkait fungsi seksual. Persoalan kesehatan yang satu ini lebih dikenal  sebagai disfungsi seksual. Jenis-jenisnya adalah gangguan hasrat seksual  hipoaktif, aversi seksual (membenci hal-hal yang berbau seksual),  gangguan dorongan seksual perempuan, disfungsi ereksi laki-laki,  gangguan orgasme pada perempuan, gangguan orgasme pada laki-laki,  ejakulasi dini, vaginismus (vagina tegang dan menutup rapat), dan  hubungan seksual yang menyakitkan.
 Kedua, persoalan kesehatan  terkait emosi kelekatan atau cinta. Sindrom ini dikenal juga sebagai  parafilia. Ragam jenisnya adalah eksihibionisme, fetisme,  froteurisme,  pedofili, masokisme seksual, sadisme seksual, fetisme-transvertisme,  voyeurisme, dan parafilia tidak spesifik.
 Ketiga, persoalan kesehatan  terkait perilaku seksual kompulsif. Penderitanya memiliki kecenderungan  untuk terus menerus melakukan suatu perilaku seksual tertentu. Termasuk  didalamnya adalah kegemaran melakukan hubungan seksual dengan selalu  berganti-ganti pasangan untuk menjelajahi berbagai variasi pengalaman  seksual, hanya terobsesi seksual pada pasangan yang tidak dapat  diraihnya, melakukan tindakan oto-erotisme (termasuk masturbasi) yang  kompulsif, dan  selalu melakukan perselingkuhan atau affair. Jika  pasangan seksual Anda ingin selalu mengulangi urutan dan gaya melakukan  hubungan seksual persis sama secara terus menerus, itupun termasuk  perilaku seksual kompulsif.
 Keempat, persoalan kesehatan  yang terkait konflik identitas gender. Terdapat konflik dalam diri  individu dalam menghayati identitas gendernya. Jenisnya adalah disporia  gender pada anak-anak, remaja dan dewasa, lalu ada inter-seks dan  konflik identitas gender lainnya.
 Kelima, persoalan kesehatan  seksual terkait kekerasan dan penipuan. Jenis-jenisnya adalah kekerasan  seksual yang dialami anak-anak (termasuk post-traumatic stress disorder  atau gangguan stres pasca trauma), kekerasan seksual yang diikuti  sindrom klinis, perkosaan yang diikuti gangguan atau sindrom klinis,   fobia klinis yang terkait seksualitas (misalnya homofobia dan  erotofobia), sindrom klinis yang mengikuti suatu kekerasan seksual  (misalnya depresi dan gagal ereksi setelah memperkosa), dan perilaku  seks yang tidak aman yang bisa menimbulkan infeksi penyakit.
 Keenam, persoalan kesehatan  seksual terkait persoalan reproduksi. Jenis-jenis persoalannya adalah  ketidaksuburan, kemandulan, kehamilan tidak diinginkan dan komplikasi  aborsi. Kehamilan tidak diinginkan dan komplikasi aborsi adalah  persoalan kesehatan seksual yang banyak dialami remaja.
 Ketujuh persoalan kesehatan  seksual terkait infeksi seksual menular. Ragam jenis persoalannya adalah  peradangan alat genital, peradangan mulut, peradangan dubur, penurunan  fungsi saluran kencing, saluran vagina maupun anus, dan infeksi beragam  jenis penyakit seperti HIV, sifilis, gonore, dan lainnya.
 Terakhir, persoalan kesehatan  yang terkait hal-hal lainnya. Boleh jadi, persoalan kesehatan muncul  karena gangguan seksual akibat penuaan atau kekurangan fisik, karena  adanya penyakit mental maupun fisik, karena sedang berada di dalam  terapi medis atau yang lainnya. 
 Penyakit seksual
 Penyakit seksual adalah  penyakit-penyakit yang timbul akibat dari kegiatan seksual, menyerang  organ-organ seksual serta ditularkan melalui hubungan seksual. Jadi,  penyakit seksual bisa menular dan bisa juga tidak. Umumnya penyakit  seksual yang paling dikenal adalah penyakit seksual menular, seperti  AIDS, sipilys atau gonore.
 Penyakit yang menyerang organ  seksual. Jenis penyakit yang tergolong ke dalam kelompok ini di  antaranya kanker dan tumor payudara, kanker ovarium, kanker mulut rahim,  keputihan, dan semacamnya. Salah satu penyakit yang umum dijumpai  (sekitar 60% perempuan pernah mengalami) adalah penyakit payudara  fibrokista yakni suatu keadaan yang terdiri dari nyeri, kista dan  benjolan jinak pada payudara. Pendek kata, segala jenis penyakit yang  menyerang organ seks yang tidak menular ada dalam kategori ini.
 Penyakit yang ditimbulkan akibat  dari kegiatan seksual. Misalnya penggunaan alat bantu seks yang  dimasukkan ke dalam vagina atau anus bisa menimbulkan peradangan dan  luka. Bahkan kegiatan oral seks disinyalir menyebabkan terjadinya kanker  mulut.
 Penyakit Menular Seksual (PMS).  Umumnya orang menganggap bahwa penyakit seksual idem dito dengan jenis  penyakit seksual menular. Namun tidak seperti anggapan orang bahwa PMS  adalah kasus langka, PMS merupakan kasus umum. Diperkirakan 1 dari 3  orang di seluruh dunia pernah mengidap PMS. Separuhnya terjadi di Asia.  Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karenanya. Itu di luar  meninggal karena AIDS. Pada tahun 2002, WHO melaporkan bahwa terdapat  lebih dari 11 juta kasus baru PMS khusus untuk jenis sifilys, klamidia  dan gonore saja.  Dari jumlah itu, 3 juta lebih terjadi di Asia  Tenggara, termasuk Indonesia.
 PMS disebabkan oleh virus,  bakteri sampai arthropoda. Beberapa PMS yang disebabkan oleh virus  adalah AIDS, herpes, dan genital warts. Penanganan terhadap PMS yang  disebabkan oleh virus masih belum ditemukan standar baku. Namun gejala  yang menyertai penyakit itu bisa ditangani. Adapun gonore, klamidia, dan  sifilis adalah contoh PMS yang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu  penanganannya bisa menggunakan antibiotik.
 Manusia diketahui tidak dapat  membangun antibodi terhadap beberapa PMS sehingga tidak ada peluang bagi  pelaku hubungan seksual untuk tidak terjangkit PMS apabila berhubungan  seksual dengan pasangan yang telah terjangkit PMS. Suatu hal yang umum  adalah tidak munculnya gejala PMS pada tahap awal atau bahkan tidak  muncul gejala sama sekali. Tahu-tahu sudah parah dan merusak jaringan  tubuh. Itu sebabnya harus sering cek kesehatan jika Anda memiliki risiko  tertular PMS.
 Terdapat sekitar 40 jenis  penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Sebagai contoh  adalah  AIDS, herpes, klamidia, gonore, sifilis, genital warts,  hepatitis B, kutu kemaluan, infeksi saluran kencing, granuloma,  limpogranuloma, molluscum, trikomoniosis, radang pelvik, dan vaginitis.  Berikut adalah ragam jenis penyakit menular seksual yang umum ditemui  dalam masyarakat, sehingga telah sangat dikenal.
 1. Herpes
Herpes disebabkan oleh virus yang diberi nama herpes simplex virus. Gejalanya berupa kemunculan gelembung merah pada kulit yang hilang-timbul. Biasanya penderita mengeluh karena menjadi demam, sakit ketika kencing, rasa terbakar dan nyeri pada organ genital atau gejala lainnya. Gejala tersebut muncul setelah 2 sampai 20 hari tertular. Penularannya melalui hubungan seksual, pergesekan kulit dan pertukaran cairan tubuh.
 Herpes disebabkan oleh virus yang diberi nama herpes simplex virus. Gejalanya berupa kemunculan gelembung merah pada kulit yang hilang-timbul. Biasanya penderita mengeluh karena menjadi demam, sakit ketika kencing, rasa terbakar dan nyeri pada organ genital atau gejala lainnya. Gejala tersebut muncul setelah 2 sampai 20 hari tertular. Penularannya melalui hubungan seksual, pergesekan kulit dan pertukaran cairan tubuh.
2. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis. Diperkirakan terjadi pada 200 orang di antara 100 ribu orang, atau sekitar 0,2 % dari seluruh populasi. Pada perempuan, gejalanya berupa rasa nyeri saat berhubungan seks dan kencing, demam dan lainnya. Pada laki-laki gejalanya bisa berupa iritasi sekitar penis, peradangan testis, nyeri dan terbakar saat kencing, dan lainnya. Klamidia bisa menyebabkan kemandulan dan kehamilan di luar rahim atau hamil anggur.
 Penyakit ini disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis. Diperkirakan terjadi pada 200 orang di antara 100 ribu orang, atau sekitar 0,2 % dari seluruh populasi. Pada perempuan, gejalanya berupa rasa nyeri saat berhubungan seks dan kencing, demam dan lainnya. Pada laki-laki gejalanya bisa berupa iritasi sekitar penis, peradangan testis, nyeri dan terbakar saat kencing, dan lainnya. Klamidia bisa menyebabkan kemandulan dan kehamilan di luar rahim atau hamil anggur.
3. Genital Warts (kutil kelamin) atau HPV
Penyakit ini disebabkan oleh human papillomaviruses (HPVs). Para peneliti mempercayai bahwa 90-95% terjadinya kanker mulut rahim disebabkan karena genital warts. Selain kanker mulut rahim, penyakit ini juga dituding sebagai penyebab bagi tumor vulva, vagina dan penis. Gejalanya adalah gatal atau rasa terbakar pada organ seks dan tumbuhnya kutil.
 Penyakit ini disebabkan oleh human papillomaviruses (HPVs). Para peneliti mempercayai bahwa 90-95% terjadinya kanker mulut rahim disebabkan karena genital warts. Selain kanker mulut rahim, penyakit ini juga dituding sebagai penyebab bagi tumor vulva, vagina dan penis. Gejalanya adalah gatal atau rasa terbakar pada organ seks dan tumbuhnya kutil.
4. Gonore atau kencing nanah
Gonore diderita oleh 0,2% seluruh populasi penduduk. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhoea. Bakteri ini menyerang vagina, mulut rahim dan rahim, penis, kerongkongan, anus, dan alat genital lainnya. Pada laki-laki muncul nanah berwarna putih atau kuning kehijauan dari penis. Pada perempuan bisa muncul perdarahan, demam, iritasi anus, sakit saat berhubungan seksual dan pada saat menstruasi terjadi perdarahan berlebihan. Saat kencing terasa panas, nyeri dan gatal. Sejumlah 10% kemandulan disebabkan oleh penyakit ini.
 Gonore diderita oleh 0,2% seluruh populasi penduduk. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhoea. Bakteri ini menyerang vagina, mulut rahim dan rahim, penis, kerongkongan, anus, dan alat genital lainnya. Pada laki-laki muncul nanah berwarna putih atau kuning kehijauan dari penis. Pada perempuan bisa muncul perdarahan, demam, iritasi anus, sakit saat berhubungan seksual dan pada saat menstruasi terjadi perdarahan berlebihan. Saat kencing terasa panas, nyeri dan gatal. Sejumlah 10% kemandulan disebabkan oleh penyakit ini.
5. Sifilis atau raja singa
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. WHO melaporkan sekitar 4.200.000 orang menderita sifilis di seluruh dunia pada tahun 2002. Itu artinya sejumlah 0,2 % dari seluruh populasi. Adapun yang meninggal pada tahun itu berkisar 150.000 orang. Sifilis bisa menyerang semua organ tubuh., termasuk jantung dan syaraf. Pada tahap parah, sifilis bisa menyebabkan kebutaan, gangguan mental, gangguan syaraf, abnormalitas jantung dan bahkan kematian. Penularannya melalui hubungan seksual vaginal, anus, maupun oral. Jika ibu menderita sifilis, maka 60-80% bayinya sangat mungkin tertular. Hampir 50% bayi yang terinfeksi dalam kandungan akan meninggal sesaat sebelum atau sesudah dilahirkan.
 Penyakit ini disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. WHO melaporkan sekitar 4.200.000 orang menderita sifilis di seluruh dunia pada tahun 2002. Itu artinya sejumlah 0,2 % dari seluruh populasi. Adapun yang meninggal pada tahun itu berkisar 150.000 orang. Sifilis bisa menyerang semua organ tubuh., termasuk jantung dan syaraf. Pada tahap parah, sifilis bisa menyebabkan kebutaan, gangguan mental, gangguan syaraf, abnormalitas jantung dan bahkan kematian. Penularannya melalui hubungan seksual vaginal, anus, maupun oral. Jika ibu menderita sifilis, maka 60-80% bayinya sangat mungkin tertular. Hampir 50% bayi yang terinfeksi dalam kandungan akan meninggal sesaat sebelum atau sesudah dilahirkan.
6. Hepatitis B
Penyakit ini menyerang hati dan disebabkan oleh virus hepatitis B. Pada stadium lanjut, bisa menimbulkan sirosis (pengerutan hati) dan kanker hati. Belum ada obat yang diketahui bisa mengobati penyakit ini. Namun vaksinasi diketahui cukup ampuh mencegah timbulnya hepatitis B. WHO melaporkan pada tahun 2002 saja terjadi infeksi hepatitis B pada sekitar 2,170,000 orang di seluruh dunia. Khusus di Asia tenggara hampir 600 ribu orang terjangkit oleh penyakit ini.
 Penyakit ini menyerang hati dan disebabkan oleh virus hepatitis B. Pada stadium lanjut, bisa menimbulkan sirosis (pengerutan hati) dan kanker hati. Belum ada obat yang diketahui bisa mengobati penyakit ini. Namun vaksinasi diketahui cukup ampuh mencegah timbulnya hepatitis B. WHO melaporkan pada tahun 2002 saja terjadi infeksi hepatitis B pada sekitar 2,170,000 orang di seluruh dunia. Khusus di Asia tenggara hampir 600 ribu orang terjangkit oleh penyakit ini.
7. Trikomoniosis
Penyakit ini disebabkan protozoa bersel satu yang disebut trichomonas vaginalis. Pada perempuan gejalanya bisa berupa gatal, nyeri dan rasa terbakar pada vagina, kencing berlebihan, menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap, gatal sangat hebat atau lainnya. Pada laki-laki gejalanya berupa rasa sakit dan sulit kencing, rasa menggelitik di dalam penis, dan lainnya. Berbeda dengan PMS lainnya yang mati begitu di luar tubuh, bakteri atau protozoa penyebab trikomoniosis bisa hidup di luar tubuh selama beberapa jam. Bisa berada di toilet, di handuk basah, cairan tubuh dan lainnya.
 Penyakit ini disebabkan protozoa bersel satu yang disebut trichomonas vaginalis. Pada perempuan gejalanya bisa berupa gatal, nyeri dan rasa terbakar pada vagina, kencing berlebihan, menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap, gatal sangat hebat atau lainnya. Pada laki-laki gejalanya berupa rasa sakit dan sulit kencing, rasa menggelitik di dalam penis, dan lainnya. Berbeda dengan PMS lainnya yang mati begitu di luar tubuh, bakteri atau protozoa penyebab trikomoniosis bisa hidup di luar tubuh selama beberapa jam. Bisa berada di toilet, di handuk basah, cairan tubuh dan lainnya.
Apakah AIDS itu?
 AIDS (Acquired immuno deficiency  syndrome) merupakan penyakit paling populer di dunia pada saat ini.  Penyebarannya seperti wabah. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun  1981 di Afrika, AIDS telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan  kecepatan luar biasa. WHO atau organisasi kesehatan dunia memperkirakan  pada tahun 2002 telah terdapat 84,458,000 orang penderita AIDS di  seluruh dunia (sekitar 5,7% dari penduduk bumi). Sejumlah 42,663,000  penderita adalah laki-laki. Sisanya sebanyak 41,795,000 penderita adalah  perempuan. Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, penderitanya mencapai  lebih dari 10 juta orang. Pada tahun tersebut meninggal sebanyak  2.777.000 orang penderita AIDS, atau sekitar 4,9% dari seluruh populasi  penderita.
 AIDS disebabkan oleh virus yang  disebut human immunodeficiency virus (HIV). Virus tersebut menyerang  T-cells, yang memproduksi antibodi. Akibatnya kekebalan tubuh seseorang  akan terus menurun jika terserang HIV. Apabila ada infeksi penyakit  tertentu, maka tubuh tidak akan mampu menahannya. Flu yang pada saat  sehat tidak akan mematikan, berubah menjadi sangat mematikan jika telah  terinfeksi HIV. Demikian juga bakteri-bakteri dalam tubuh yang tidak  berbahaya saat sehat akan berubah menjadi sangat berbahaya setelah  terinfeksi HIV.
 HIV ditularkan melalui cairan  tubuh obatan-obatan yang dipakai bersama dengan penderita. Termasuk  dalam cairan tubuh adalah darah, semen, air susu, sari makanan dari ibu  ke anak di dalam kandungan, dan lainnya. Jadi, semua orang bisa  terinfeksi virus HIV. Tidak peduli bayi, remaja sampai orangtua. Akan  tetapi memang benar, bahwa berganti-ganti pasangan akan sangat  memperbesar risiko terserang AIDS.
 Gangguan seksual
 Gangguan seksual adalah gangguan  yang dialami seseorang sehingga tidak dapat memperoleh kepuasan  seksual. Berdasarkan gangguan yang terjadi, gangguan seksual dapat  dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berbeda, yakni kesulitan mencapai  orgasme, hambatan dorongan seksual, dan hambatan melakukan hubungan  seksual.
 1. Hambatan mencapai orgasme
 Jenis gangguan ini umum terjadi,  yakni jika seseorang tidak mampu mencapai orgasme seperti yang  diharapkan oleh dirinya sendiri maupun oleh pasangannya. Bukan karena  tidak atau kurang berhasrat, tetapi karena adanya kendala fisik atau  psikologis sehingga sulit orgasme. Pada laki-laki ada dua jenis  disfungsi jenis ini yakni ejakulasi dini dan ejakulasi terlambat  (terlalu lama). Sedangkan pada perempuan dikenal sebagai female orgasmic  disorder (gangguan orgasme perempuan).
 Ejakulasi dini. Inilah gangguan  seksual pada laki-laki yang sangat terkenal. Ejakulasi dini artinya  adalah ejakulasi sebelum, pada saat atau segera setelah penetrasi  (masuknya penis ke dalam vagina). Penderitanya mengeluarkan cairan semen  sangat cepat. Oleh sebab itu pasangannya bisa sangat tidak puas.  Diperkirakan 30% laki-laki mengalami gangguan ini.
 Ejakulasi terlambat. Berbalik  dengan ejakulasi dini, ejakulasi terlambat justru sangat lama. Bahkan  ada yang sampai berpuluh-puluh menit melakukan penetrasi ke dalam vagina  tetap belum bisa ejakulasi. Ejakulasi terlambat sangat mengganggu  perempuan karena lama kelamaan akan merasakan sakit pada vagina.
 Gangguan orgasme perempuan.  Orgasme yang terhambat adalah suatu kelainan di mana seorang perempuan  tidak pernah mengalami orgasme, atau orgasmenya tertunda lebih lama  daripada yang diinginkan olehnya dan oleh mitra seksualnya, atau sulit  mencapai orgasme meskipun rangsangannya sudah memadai.
 2. Hambatan dorongan seksual
 Hambatan ini ditandai dengan  kurangnya minat terhadap seks. Seseorang benar-benar kurang atau tidak  tertarik sama sekali terhadap seks. Pada umumnya kaum perempuan lebih  banyak yang menderita hambatan jenis ini ketimbang laki-laki. Ada  istilah khusus untuk perempuan yang tidak tertarik seks, yakni  frigiditas.  Penderitanya sangat dingin terhadap seks. Sebagian bahkan  sampai membenci seks. Istilahnya adalah aversi seksual.
 3. Hambatan melakukan hubungan seksual
 Gangguan ini ditandai dengan  kurangnya kemampuan untuk berhubungan seks. Penderitanya kesulitan dalam  melakukan hubungan seksual. Laki-laki mengalami gangguan ereksi dan  perempuan mengalami vaginismus atau gangguan lubrikasi vagina. Ada juga  dispareunia atau hubungan seksual menyakitkan.
 Gangguan ereksi. Istilah lain  untuk gangguan ereksi yang lebih dikenal adalah impotensi. Penisnya  sulit atau bahkan tidak bisa ereksi sama sekali. Tidak bisa ‘hidup’  meskipun hasrat seksualnya menggelegak. Gejala ini sangat banyak terjadi  dan paling ditakuti kaum laki-laki. Disinyalir, pada umur 50-an sekitar  30% laki-laki mengalami gangguan impotensi.
 Vaginismus. Penderita vaginismus  mengalami kontraksi yang tidak disadari pada otot vagina bagian bawah  yang menghalangi masuknya penis ke dalam vagina. Hal tersebut terjadi  jika perempuan secara tak sadar ingin mencegah penetrasi penis. Mungkin  karena khawatir hamil atau mengalami ketakutan lain.
 Dispareunia. Inilah istilah  untuk Anda yang mengalami rasa nyeri pada kelamin atau di dalam panggul  saat melakukan hubungan seksual. Perempuan maupun laki-laki bisa  mengalaminya. Namun perempuan lebih umum menjadi penderita. Biasanya  dispareunia disebabkan karena penyakit, namun bisa juga karena luka,  lecet atau gangguan fisik lain.
 Kelainan dan penyimpangan seksual
 Kelainan seksual adalah perilaku  seksual manusia yang tidak normal. Termasuk dalam kelainan seksual,  adalah abnormalitas dalam hal hubungan seksual, abnormalitas dalam hal  dorongan seksual dan kelainan identitas seksual.
 1. Kelainan dorongan seksual
 Kelainan dorongan seksualitas  artinya terdapat penyimpangan dorongan seksual yang dirasakan oleh  seseorang, alias berbeda dengan norma moral masyarakat. Dulu,  homoseksual merupakan penyimpangan seksual. Namun saat ini hal itu bukan  lagi penyimpangan karena telah diterima sebagai gejala normal.
 Nimpomania dan hipomania.  Nimpomania adalah isilah untuk seseorang yang memiliki hasrat seksual  sangat tinggi. Dorongan seksualnya selalu meletup-letup dan selalu ingin  melakukan hubungan seksual, di mana saja dan kapan saja. Sebaliknya,  hipomania adalah istilah untuk seseorang yang gairah seksualnya sangat  rendah.
 Nekrofilia. Nekrofilia adalah  istilah untuk hasrat seksual yang terdapat pada laki-laki untuk  melakukan hubungan seksual dengan mayat perempuan. Pada beberapa kasus,  laki-laki penderita nekrofilia cukup memandangi mayat perempuan  (biasanya sambil onani) untuk memperoleh kepuasan seksual. Namun  demikian banyak kasus terjadi di mana penderita nekrofilia benar-benar  melakukan kontak seksual dengan mayat perempuan, baik memasukkan penis  ke dalam vagina mayat, maupun metode lainnya. Diyakini penderita  nekrofilia cukup banyak, namun karena ketiadaan kesempatan, maka sangat  jarang kasus nekrofilia terungkap. Penderita nekrofilia sangat menyukai  pekerjaan yang terkait dengan mayat, seperti misalnya pembalsem jenazah,  penjaga mayat, penggali kubur dan semacamnya.
 Eksihibionisme. Kelainan ini  hanya diderita laki-laki. Penderitanya memiliki dorongan untuk  mempertontonkan alat kelaminnya pada perempuan. Kepuasan seksual  diperoleh dengan mendengar teriakan atau melihat ekspresi kaget dari  lawan jenis. Oleh karena itu biasanya mereka menunjukkan alat kelaminnya  pada saat yang tak terduga dan mengejutkan.
 Fetisisme. Penderitanya tertarik  secara seksual pada pakaian, terutama pakaian dalam, baik celana   dalam, rok dalam ataupun BH. Mereka kurang tertarik pada barang baru dan  lebih tertarik pada barang yang masih dipakai. Oleh karena itu mereka  biasanya menjadi pencuri pakaian dalam.
 Transvetisme. Penderita kelainan  ini baru bergairah jika menggunakan pakaian lawan jenis. Laki-laki  penderita fetisisme akan memakai pakaian perempuan agar terangsang. Pada  tahap lanjut, penderitanya akan merasa sangat cemas jika tidak memakai  pakaian lawan jenis. Oleh sebab itu laki-laki penderitanya biasa memakai  BH yang disembunyikan dalam baju berlapis.
 Voyeurisme. Anda suka mengintip  orang mandi? Maka mungkin Anda penderita kelainan voyeurisme. Penderita  voyeurisme tertarik secara seksual alias hanya terangsang dengan melihat  orang menanggalkan pakaian, baik saat mau mandi, mau tidur atau  lainnya. Mereka juga terangsang melihat orang melakukan hubungan  seksual, namun hanya jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Jika  dilakukan terbuka justru tidak bisa terangsang.
 2. Hubungan seksual menyimpang
 Hubungan seksual menyimpang  adalah hubungan seksual yang dilakukan terhadap objek-objek yang tidak  normal dan di luar norma moral masyarakat. Termasuk hubungan seksual  menyimpang adalah jika hubungan seksual dilakukan dengan cara-cara  menyimpang.
 Masokisme. Penderita masokisme  terangsang secara seksual dan mampu mengalami orgasme jika disakiti.  Dirinya akan minta dipukul, dicambuk atau lainnya yang menyakitkan agar  bisa mencapai orgasme.
 Sadisme. Berbalik dengan  masokisme, penderita sadisme memperoleh kepuasan seksual diperoleh  dengan cara menyakiti pasangan seksualnya pada saat akan berhubungan  seksual. Adakalanya penderita sadistik memerlukan erangan kesakitan yang  sangat, adakalanya hanya perlu penyiksaan ringan, dan adakalanya cukup  dengan fantasi sadistik.
 Incest. Incest adalah dorongan  seksual yang dirasakan terhadap keluarga sedarah. Mereka tertarik secara  seksual terhadap orang-orang dalam lingkaran keluarga. Ayah atau ibu  tertarik anak, anak tertarik ayah atau ibu, dan anak tertarik saudara  sedarah lainnya. Incest lebih bersifat moral. Artinya, bisa saja pelaku  incest tertarik secara seksual pada orang lain.
 Pedofilia. Penderita pedofilia  memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas seksual dengan  anak-anak kecil. Biasanya digunakan standar umur di bawah 13 tahun dan  penderitanya minimal 5 tahun lebih tua.
 3. Kelainan identitas seksual
 Kelainan identitas seksual  adalah adanya keinginan untuk memiliki jenis kelamin yang berlawanan  dengan kenyataan kelamin yang dimiliki. Perempuan ingin menjadi  laki-laki. sebaliknya, laki-laki ingin menjadi perempuan. Penderitanya  merasa terjebak dalam tubuh lawan jenis. Oleh sebab itu tidak jarang  mereka merasa jijik dengan alat kelamin miliknya sendiri.
 Kekerasan seksual
 Kekerasan seksual adalah  kekerasan yang terjadi karena persoalan seksualitas.  Ibarat awan dan  hujan, demikianlah hubungan antar seks dan kekerasan. Di mana terdapat  seks maka kekerasan hampir selalu dilahirkan. Termasuk dalam kekerasan  seksual adalah perkosaan, pelecehan seksual (penghinaan dan perendahan  terhadap lawan jenis), penjualan anak perempuan untuk prostitusi, dan  kekerasan oleh pasangan.
 Perkosaan. Perkosaan adalah  jenis kekerasan yang paling mendapat sorotan. Diperkirakan 22% perempuan  dan 2% laki-laki pernah menjadi korban perkosaan. Untuk di Amerika  saja, setiap 2 menit terjadi satu orang diperkosa. Hanya 1 dari 6  perkosaan yang dilaporkan ke polisi. Sebagian besar perkosaan dilakukan  oleh orang yang mengenal korban alias orang dekat korban.
 Kekerasan seksual terhadap  anak-anak. Suatu tinjauan baru-baru ini terhadap 17 studi dari seluruh  dunia menunjukkan bahwa di manapun, sekitar 11% sampai dengan 32%  perempuan dilaporkan mendapat perlakuan atau mengalami kekerasan seksual  pada masa kanak-kanaknya. Umumnya pelaku kekerasan adalah anggota  keluarga, orang-orang yang memiliki hubungan dekat, atau teman. Mereka  yang menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak biasanya adalah  korban kekerasan seksual pada masa kanak-kanak.
 Kekerasan seksual terhadap  pasangan. Kekerasan ini mencakup segala jenis kekerasan seksual yang  dilakukan seseorang terhadap pasangan seksualnya. Sebesar 95% korban  kekerasan adalah perempuan. Temuan penelitian yang dilakukan Rifka  Annisa bersama UGM, UMEA University, dan Women’s Health Exchange USA di  Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia, pada tahun 2000 menunjukkan bahwa 22%  perempuan mengalami kekerasan seksual. Sejumlah 1 dari 5 perempuan  (19%) melaporkan bahwa biasanya mereka dipaksa untuk melakukan hubungan  seksual dengan pasangan mereka selama dipukuli. Termasuk kekerasan  seksual adalah kekerasan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap  seorang perempuan, semata-mata karena sang korban adalah perempuan.  Istilah untuk ini adalah kekerasan berbasis gender.











