Liputan6.com, Jakarta: Kepolisian Daerah Metro Jaya belum menerapkan Prosedur Tetap (Protap) 01 tentang tembak di tempat jika terjadi kericuhan pada pertandingan final laga kedua Piala ASEAN Football Federation (AFF) 2010 antara Indonesia melawan Malaysia yang akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, malam nanti.
"Bagi seluruh penonton kita akan mengamankan penonton yang melanggar sesuai dengan protap kita. Namanya Protap Sispamkota (Sistem Pengamanan Kota)," ucap Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Pol. Sutarman kepada wartawan usai menghadiri siaran pers akhir tahun 2010 di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (29/12).
Meski tidak menggunakan Protap 01, polisi tetap akan membekali beberapa anggotanya dengan senjata api." Tembak di tempat itu diskresi yang diberikan kepada anggota saya yang punya tanggung jawab memegang senjata. Dia hanya menghadapi situasional yang terjadi di lapangan," tuturnya.
Langkah ini diambil mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang menyebabkan beberapa warga meninggal. "Kalau memang dia menghadapi orang yang membabi buta seperti kejadian di Ampera (Jakarta Selatan), harus menggunakan senjata. Karena diperlukan untuk melindungi masyarakat jangan sampai jadi korban," imbuhnya.
Selain itu, Sutarman meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi yang bisa merugikan negara. "Kita juga mengimbau kepada masyarakat karena kalau terjadi rusuh itu yang rugi kita sendiri. Yang rusak barang kita itukan milik kita bersama, yang harus kita jaga bersama," katanya.(APY/ANS)
"Bagi seluruh penonton kita akan mengamankan penonton yang melanggar sesuai dengan protap kita. Namanya Protap Sispamkota (Sistem Pengamanan Kota)," ucap Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Pol. Sutarman kepada wartawan usai menghadiri siaran pers akhir tahun 2010 di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (29/12).
Meski tidak menggunakan Protap 01, polisi tetap akan membekali beberapa anggotanya dengan senjata api." Tembak di tempat itu diskresi yang diberikan kepada anggota saya yang punya tanggung jawab memegang senjata. Dia hanya menghadapi situasional yang terjadi di lapangan," tuturnya.
Langkah ini diambil mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang menyebabkan beberapa warga meninggal. "Kalau memang dia menghadapi orang yang membabi buta seperti kejadian di Ampera (Jakarta Selatan), harus menggunakan senjata. Karena diperlukan untuk melindungi masyarakat jangan sampai jadi korban," imbuhnya.
Selain itu, Sutarman meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi yang bisa merugikan negara. "Kita juga mengimbau kepada masyarakat karena kalau terjadi rusuh itu yang rugi kita sendiri. Yang rusak barang kita itukan milik kita bersama, yang harus kita jaga bersama," katanya.(APY/ANS)